Perjodohan

Sunday, July 1, 20120 comments

SATU hari, di pertengan Juni 2012, seorang teman bercerita tentang perjodohannya. Dia mengeluhkan rencana orang tua untuk menikahkannya dengan salah seorang pria, kini bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia. Direncanakan, mereka akan menikah Juli 2012 ini.

Apakah kamu mencintainya? Tidak. Jawaban itu sangat membingungkan. Perjodohan memang tak selamanya disukai oleh remaja. Namun, orang tua punya perspektif berbeda. Orangtua cendrung memaksakan kehendak. Berharap, pilihannya terbaik untuk sang anak.

Hikayat perjodohan, bukan hanya terjadi pada zaman Siti Nurbaya dan Datuk Maringgih. Saat ini pun, cerita perjodohan masih terus terjadi. Pertanyaannya, apakah perjodohan bisa memberi garansi hidup akan bahagia. Pilihan orang tua,apakah selalu tepat?

Menurutku, tak elok orang tua menjodohkan anaknya. Yang menikah itu anaknya. Bukan orang tua. Anak pula yang mengetahui apakah calon suami/istrinya layak buatnya. Mencintai dia dan mampu melindunginya kelak.

Teman, perjodohan memang sulit. Menolak perjodohan, terkesan durhaka pada orang tua. Namun, ini soal hati. Tanyakan pada hati, apakah dia memang cocok buatmu teman. Apakah dia mampu menjadi imammu kelak. Apakah dia mampu memberikan kebahagiaan dunia dan akhirat. Jika ragu, pakailah istilah dalam militer, lebih baik mundur.

Lirik lagu ini “andainya kita selalu bersama, belum tentu kita bahagia….(Exist-Mencari Alasan)” mungkin bisa diresapi lebih dalam. Tak perlu memaksakan hati, jika harus tersakiti. Tak perlu takut beda pendapat, jika kelak kan menggerutu setiap saat. Lebih baik berterus terang, bahwa dia bukanlah pilihan yang tepat.  Menikah dengan orang yang dicintai lebih indah.



Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | By Safrizal
Copyright © 2012. :: cerita tentang aceh:: - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger