Apakah
kamu mencintainya? Tidak. Jawaban itu sangat membingungkan. Perjodohan memang
tak selamanya disukai oleh remaja. Namun,
orang tua punya
perspektif berbeda. Orangtua
cendrung memaksakan kehendak. Berharap, pilihannya terbaik untuk sang anak.
Hikayat
perjodohan, bukan hanya terjadi pada zaman Siti Nurbaya dan Datuk Maringgih.
Saat ini pun, cerita perjodohan masih terus terjadi. Pertanyaannya, apakah
perjodohan bisa memberi garansi hidup akan bahagia. Pilihan orang tua,apakah selalu tepat?
Menurutku,
tak elok orang
tua menjodohkan anaknya. Yang menikah itu anaknya. Bukan orang tua. Anak pula yang mengetahui apakah calon
suami/istrinya layak buatnya. Mencintai dia dan mampu melindunginya kelak.
Teman,
perjodohan memang sulit. Menolak perjodohan, terkesan durhaka pada orang tua. Namun, ini
soal hati. Tanyakan pada hati, apakah dia memang cocok buatmu teman. Apakah dia
mampu menjadi imammu kelak. Apakah dia mampu memberikan kebahagiaan dunia dan
akhirat. Jika ragu, pakailah istilah dalam militer, lebih baik mundur.
Lirik
lagu ini “andainya kita selalu bersama,
belum tentu kita bahagia….(Exist-Mencari Alasan)” mungkin bisa diresapi
lebih dalam. Tak perlu memaksakan hati, jika harus tersakiti. Tak perlu takut
beda pendapat, jika kelak kan
menggerutu setiap saat. Lebih baik berterus terang, bahwa dia bukanlah pilihan
yang tepat. Menikah dengan orang yang dicintai lebih indah.
Post a Comment