Jika Kau Mencintai Pekerjaan

Saturday, July 5, 20140 comments

KEMARIN, Abi baru bertemu teman lama. Sudah sepuluh tahun kami tak bertemu. Selepas tamat sekolah menengah kejuruan (SMK). Awalnya dia bekerja sebagai buruh pengangkut sayuran di Riau. Perlahan namun pasti, dia belajar cara berjualan sayuran. Kini, dia sudah berjualan sendiri. Tidak lagi menjadi buruh angkut. Saban hari, dia membeli sayuran dari para petani. Lalu sayuran itu di jual di salah satu toko miliknya. Dia memiliki mobil dan toko sayur. Inilah hasil kerja kerasnya. Kini, dia bukan hanya bisa menghidupi dirinya dan keluarga kecilnya. Namun, dia juga menghidupi tujuh pekerjanya. Memperlakukan pekerjanya layaknya saudara. Luar biasa kebajikan hati teman Abi ini.

Sebaliknya, kami dan teman-teman lainnya memilih jalur kuliah. Meski pedih menamatkan pendidikan tinggi dengan modal sendiri, sedikit bantuan orang tua, kami jalani dengan ikhlas. Hasilnya, semua teman-teman kini memiliki gelar sarjana strata satu. Sebagian bekerja di perusahaan swasta dan sebagian lagi menjadi pegawai negeri sipil (PNS).

Bagi Abi, apa pun pekerjaannya, semuanya bagus. Sama bagusnya di mata Allah. Tuhan tak membedakan banker dengan wartawan. Tak membuat kelas antara pegawai negeri dan swasta. Semuanya sama. Niat dan amal ibadahnya saja yang membedakan.

Namun, janganlah menjadi orang lemah dan pembosan Nak. Seorang teman Abi, bercerita dia menjabat kepala unit di sebuah perusahaan perbankan. Kantornya jauh dari tempat tinggalnya. Sekitar dua jam perjalanan. Menurutnya, gajinya tak sebanding dengan letihnya. Padahal, dia mendapat tunjangan berbagai jenis. Jika diukur dengan kebutuhan hidupnya, dia malah bisa menabung setiap bulannya.

Itu namanya tak menikmati pekerjaan Nak. Menggerutu itu tak bermakna, tak mengubah apa-apa. Yang penting dilakukan adalah, menikmati apa yang kita jalani. Sehingga, seberat apa pun pekerjaan itu terasa ringan dan mudah. Selanjutnya, seriuslah bekerja. Jangan separuh-separuh. Serba ala kadar. Maka, hasilnya juga akan alakadar. Lebih bahaya lagi, jiwamu akan sengsara di pekerjaan itu. Maka, tenunlah ketekunan dalam bekerja. Bekerjalah dengan cinta. Niscaya, kau akan menikmati hidup yang sesungguhnya Nak. Jauh dari kata jenuh, jauh dari kata mengeluh.

Allah memerintahkan manusia bekerja dalam beberapa surah. Bacalah surah Al Baqarah ayat 30 yang artinya Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”

Nak, wujud kekhalifahanmu di dunia ini diukur dari kerja-kerjamu. Seberapa baik dan taat kau melakoni pekerjaanmu yang shalil. Soal ini,tak ada perbedan laki-laki dan perempuan. Semua manusia dalam kehidupan melakukan amal shalih, dijanjikan Allah kehidupan yang lebih baik. Itu pula yang harus kita praktikkan dalam pekerjaan.

Dalam surah lain at-Taubah, ayat 105, artinya: Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.  

Nak, ketika bekerja, janganlah menyakiti sesama hanya demi untuk sebuah promosi jabatan. Jangan rakus akan posisi di kantormu. Jika kau bekerja baik, atasanmu akan memberikan yang terbaik. Jika pun dia abai melihat prestasi kerjamu, ingat, Allah tak pernah tidur. Allah akan mengingatkan atasanmu untuk memperhatikanmu.

Kelak, ketika kau dewasa, satu hari kau akan menemui orang-orang yang haus jabatan. Suka memfitnahmu dan sebagainya. Tidak usah menghabiskan energimu untuk menyiapkan fitnah tandingan. Pasrahkan saja pada sang pencipta. Percayalah, orang yang memfitnah orang lain, nasibnya jauh lebih buruk dibanding nasibmu kelak.

Jalani pekerjaanmu seperti air mengalir Nak. Mengikuti arus dari hulu sampai ke hilir. Dinamika kantor akan terjadi kapan saja. Bisa jadi, kau akan menjadi korban dinamika kantor yang berbau fitnah. Ingat, Allah menguji orang-orang tangguh yang akan diangkat derajatnya. Tak perlu menggerutu ketika diuji oleh sang pencipta.

Allah bahkan menghargai letihmu itu Nak. Lihatlah hadis yang ditulis oleh Imam Ahmad yang berbunyi: “Barangsiapa merasa letih di malam hari karena bekerja, maka di malam itu ia diampuni”. Kemudian dalam hadits riwayat Imam Baehaqi, disebutkan, “Sesungguhnya Allah menyukai (senang) jika salah seorang diantara kamu mengerjakan suatu pekerjaan  dilakukan dengan profesional/sempurna”.

Maka, lengkap sudah rujukanmu untuk bekerja sebaik mungkin. Bersikap profesional bukan amatir yang ingin dipuja-puji karena sedikit prestasi. Profesional tak pernah mengharapkan pujian. Namun, semata-mata berbuat atas nama pengabdian pada sang pemberi hidup.
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | By Safrizal
Copyright © 2012. :: cerita tentang aceh:: - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger