Secuil Cerita Leumang Aceh

Wednesday, August 1, 20120 comments

KEPULAN asap membumbung ke langit di Dusun Blang Rayeuk, Desa Tempok Tengeuh, Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe, Minggu (29/7). Kepulan asap itu persis berasal dari belakang rumah Husaini Saleh (35) salah seorang pedagang lemang di Kota Lhokseumawe.

Sebanyak tujuh orang bekerja di dapur yang berukuran tiga kali 10 meter tersebut. Ada yang memasukkan beras ketan ke dalam bambu, memasukkan santan ke bambu, mengatur bambu ke perapian dan mengatur api untuk memanggang lemang tersebut. Sesekali tawa pecah diantara mereka. Terlihat sangat gembira dan santai. Tangan-tangan terampil itu memang sudah ahli membuat lemang.
 
Memasuki ramadhan ini, penjualan lemang meningkat drastis. Saat ini, saban hari Husaini bersama saudaranya yang lain mampu memproduksi 300 batang lemang. “Jika hari biasa hanya 30 batang lemang dengan panjang satu meter per lemangnya. Sekarang meningkat, setiap puasa selalu begitu,” ujarnya. Harga jual lemang ini bervariasi dari Rp 25.000-Rp 35.000 per batang.

Lemang produk Husaini dikenal sebagai lemang berkuwalitas bagus, renyah dan lezat. Lemang ini dikenal dengan sebutan lemang Wak Saleh. Husaini bercerita, awalnya bisnis pembuatan lemang itu dirintis oleh sang ayah, Saleh, tahun 1968 silam.

“Sejak saat itu, kami diajarkan oleh ayah membuat lemang. Kuwalitas dan rasanya pun sama dengan buatan almarhum ayah.  Kami mempertahankan kuwalitas itu, ya usaha ini sudah dari generasi ke generasi lah,” sebut Husaini.

Kini, lemang Wak Saleh masih dikenang oleh pecintanya. Meski sudah diproduksi oleh generasi kedua dari keturunan Wak Saleh, cita rasa lemang itu selalu dinanti. Ya, lemang tersebut paling tersohor di Lhokseumawe saat ini.(masriadi sambo)
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | By Safrizal
Copyright © 2012. :: cerita tentang aceh:: - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger