Kamu
sangat menikmati daging rendang yang kenyal itu. Memang, masakan
Adong-nenekmu—tiada duanya di dunia ini. Bagi Abi, Adongmu merupakan orang yang
paling hebat masak di nusantara. Mengalahkan chef yang sering tampil di televisi dengan menggenakan bahasa
Inggris itu.
Besok
ramadan pertama. Malam ini sahur pertama. Sebelum tidur, Abi menanyakan apakah
kau akan berpuasa besok hari. “Iya. Adek puasa. Nanti makan sahul,”jawabmu
sembari minum susu dari botol plastik.
Kami
mengajarimu berpuasa sedini mungkin. Meski pun, Abi tahu kamu pasti tak kuat
menahan lapar dan haus seharian. Namun, sejak usiamu dua tahun, kami sudah
mengajarkan apa arti puasa. Ibadah yang hanya bisa kita lakukan sebulan dalam
setahun. Ini puasa wajib Nak. Selebihnya, ada juga puasa sunnat semisal puasa
di hari Senin dan Kamis.
Ketika
sahur tiba, suara bilal dari masjid terdengar membangunkan warga untuk sahur,
kami terjaga. Menggoyangkan tubuh mungilmu. Agar bangun dan ikut makan sahur.
Dengan girang, kamu bersorak-sorai, buru-buru turun dari tempat tidur dan
setengah berlari ke dapur.
Di dapur,
Kakak dan Umimu sudah menyiapkan hidangan untuk makan sahur. Matamu awas
melihat ke hidangan.
“Adek nggak mau makan naci. Adek mau makan
sahul,” katamu sembari merengek di pangkuanku.
Kami
saling tatap. Kakakmu tak tahan membendung tawa. Tawa membuncah di malam
pertama ramadan. Kamu mengira, sahur itu sejenis makanan yang bisa dimakan dan
hanya tersedia saat bulan puasa. Nak, sahur itu mengkonsumsi makanan sebelum
berpuasa. Dilakukan sebelum imsak, atau sebelum waktu salat subuh tiba. Islam
sangat mengatur manusia. Kita diwajibkan berpuasa dengan bekal makan sahur.
Agar kesehatan terjaga. Agar tubuh tetap fit dan sanggup beraktivitas selama
melaksanakan puasa.
Seorang
teman Abi, memiliki anak laki-laki usianya setahun lebih tua darimu. Dia
bercerita bahwa anaknya juga mengira sahur itu sejenis makanan. Inilah sebabnya
kami mengajarkanmu tatacara beribadah dalam Islam. Agama yang kita anut dan
agama maha sempurna ini Nak. Agar, kelak ketika usiamu bertambah, pengetahuan
agamamu sudah baik. Sudah tahu tatacara beribadah yang baik. Sehingga, engkau
menjadi anak yang beriman dan taat pada perintah Tuhan.
Mengapa
kita berpuasa? Seorang ulama Al Bukhari menyebutkan Rasul kita, Muhammad SAW
tegas menyatakan barangsiapa berpuasa ramadan dengan keimanan dan mengharap
pahala (keridhaan) Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang terdahulu.
Betapa
mulianya bulan ini, sehingga ketika bulan ini berakhir, kami khawatir tidak
bisa bertemu ramadan berikutnya. Karena, batas akhir usia kita menempati bumi
ini tak pernah kita ketahui. Kita hanya diberikan izin tinggal untuk sementara
di bumi ini, sebelum pindah ke alam sana. Ada batas waktu menginjak punggung
bumi. Ketika batas waktu itu berakhir, maka kita harus segera pindah ke alam
barzah. Pindah ke alam kubur untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatan kita.
Untuk
itu, sejatinya Nak, ketika izin tinggal di bumi ini masih berlaku, kita lakukan
hal-hal baik. Melaksanakan ibadah sesuai perintah sang pencipta. Melakukan
kebaikan kapan saja, dimana saja dan terhadap siapa saja. Ikhlaslah melakukan
ibadah dan kebajikan. Jangan hanya karena ingin dikatakan sebagai seorang alim,
seorang dermawan, atau seorang yang murah hati, engkau melaksanakan ibadah.
Niat ibadah itu sesungguhnya hanya karena Allah SWT. Bukan karena, ingin
populer, ingin ditasbihkan sebagai ustaz atau ingin diberi label sebagai
manusia murah hati dan rajin menolong sesama.
Nak, satu
hari ketika Rasul hendak menaiki mimbar untuk berkhotbah, beliau mengucapkan
kata “Amin” sebanyak tiga kali. Saat menaiki anak tangga pertama beliau
mengucapakan Amin, begitu juga pada anak tangga kedua dan ketiga mimbar tersebut.
Seusai salat, para sahabat yang mendengar dan menyaksikan perbuatan Rasul
bertanya, mengapa Rasullullah mengucapkan Amin sampai tiga kali?
Rasul menjawab bahwa ketika menaiki anak
tangga mimbar, Malaikat Jibril datang dan berkata kecewa dan merugilah seorang
yang bila namamu (nama Rasul) disebut dan dia tidak mengucapkan salawat
atasmu,” lalu aku berucap amin. Kemudian malaikat berkata lagi, kecewa dan
merugi orang yang berkesempatan hidup bersama kedua orang tuanya tetapi dia
tidak bisa masuk surga, kemudian rasul menjawab Amin. Dan terakhir kata Rasul,
malaikat berkata kecewa dan merugilah orang yang berkesempatan hidup pada bulan
ramadan tetapi tidak terampuni dosa-dosanya, lalu Rasul mengucapkan amin.
Nak, begitu maha pentingnya mengisi hidup
dengan perbuatan baik dan ibadah yang baik. Termasuk mengisi ramadan dengan
segala ibadah, baik itu wajib atau sunnat.
Ramadan sering disebut bulan penuh berkah
dan pahala melimpah. Salah satunya, perawi hadis Ahmad menyebutkan Rasulullah
bersabda Allah mewajibkan puasa ramadan dan aku mensunahkan salat malam
harinya. Barang siapa berpuasa dan salat malam dengan mengharapkan ridha Allah,
maka dia akan keluar dari dosanya seperti bayi yang baru dilahirkan oleh
ibunya.
Sungguh, jika kita melaksanakan perintah
Allah itu, maka dosa-dosa kita terampuni seluruhnya. Allah maha mengasihi kita
umatnya yang sering alpa dan khilaf. Sehingga, mencatatkan dosa-dosa dalam
perjalanan hidup.
Nak, salat sunnah malam hari di bulan
ramadan itu namanya tarawih dan witir. Jika Abi tak melaksanakan salat tarawih
di masjid, maka Abi mengajakmu tarawih di rumah. Kita salat bersama. Meski,
saat salat engkau terkadang melongo kiri-kanan. Tidak khusuk.
Abi ingin kau terbiasa salat. Baik itu salat
fardu maupun sunnat seperti tarawih dan witir. Ketika kau terbiasa salat Nak,
Abi berharap, engkau akan menjadi pria yang selalu salat. Mendahulukan salat
daripada hal-hal lain yang harus engkau kerjakan. Toh, salat tak butuh waktu
berjam-jam. Untuk tarawih dan witir misalnya, kita hanya butuh waktu sekitar
satu jam melaksanakan 23 rakaat. Sebagian orang melaksanakannya 11 rakaat. Tak
ada yang salah untuk perbedaan rakaat ini. Rasul pernah melakukan keduanya.
Nak, ketika engkau besar nanti, teknologi
semakin canggih. Jangan pula terpapar dari gempuran dunia digital itu. Kita
butuh teknologi untuk mempermudah semua pekerjaan. Namun, jangan sampai
teknologi itu merubah kemauanmu untuk ibadah. Jangan sampai Abi mendengar satu
hari kelak, engkau tak berpuasa hanya karena khawatir mulutmu mengeluarkan bau yang
tak sedap. Bau mulut yang agak apek dan kecut.
Sesungguhnya, Rasul sudah menjamin bahwa bau
mulut seorang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah saat hari kiamat tiba
daripada harumnya misik (minyak wangi paling harum di dunia). Bau mulut bisa
kau atasi dengan mensikat gigi setelah makan sahur dan sebelum imsak. Jangan
gunakan alasan untuk beribadah Nak. Ingatlah, hidup di dunia ini hanya
sementara saja. Yang kekal adalah hidup kita di alam sana, alam barzah yang
maha abadi.
Ramadan ini sangat menentramkan hati Nak.
Membawa kita pada kesejukan jiwa. Jiwa-jiwa kita yang selama ini mungkin tidak
tentram karena selalu memikirkan pekerjaan dan segala urusan duniawi akan
tentram di bulan ramadan ketika kita melaksanakan ibadah. Abi tidak habis
pikir, mengapa masih ada orang di dunia ini yang tidak berpuasa hanya karena
alasan tak sanggup menahan lapar dan dahaga. Sesungguhnya, niat berpuasa itu
memantik jiwa kita untuk tetap kuat menahan haus dan lapar. Tidak terasa lemah.
Namun, jika niat kita memang tidak berpuasa, maka lemah lunglah akan lahir
sendirinya.
Nak, ketika engaku berpuasa, jagalah ucapan
dan perbuatanmu. Janganlah berucap cadas, tahanlah emosi dan nafsumu. Agar
puasamu sah sampai waktu berbuka tiba. Allah tidak membutuhkan lapar dan hausmu
ketika engkau tak mampu menahan emosi dan nafsumu. Sesungguhnya, musuh terbesar
manusia bukanlah godaan setan. Namun, musuh terbesar manusia bagaimana
mengendalikan hawa nafsu dan emosi.
Engkau kaum terdidik Nak. Sejak kecil, kami
mengajarkan perbuatan baik sesuai kaidah agama kita. Jangan sampai, engkau
kalah hanya dengan emosi dan nafsu. Tuhan memberikan otak pada kita untuk
berpikir. Menyiasati bagaimana mengendalikan emosi dan nafsu dalam jiwa kita.
Jangan sebaliknya, emosi dan nafsu mengendalikanmu. Jika itu terjadi, maka
engkaulah orang yang paling bodoh di muka bumi Nak. Kalah karena emosi dan
nafsu itu sangat memalukan.
Selain itu Nak, jika kau memiliki rezeki
lebih, berilah kaummu, orang-orang yang berpuasa makanan atau minumman. Perawi
hadis Attirmidzi menyatakan barang siapa memberi makan kepada orang yang
berbuka puasa, maka dia memperoleh pahalanya. Dan, pahala bagi yang menerima
makanan (berpuasa) sama sekali tidak dikurangi sedikit pun.
Nak,
ingat, bulan ini hanya sekali dalam setahun. 30 hari atau empat pekan. Di akhir
puasa, akan tiba hari kemenangan. Mari menyambut Idul Fitri dengan suka cita.
Karena kita telah terlahir kembali sebagai orang yang suci. Terampuni dosa-dosa
kita.
Abi
minta, setelah ramadan, ikutilah dengan berpuasa enam hari pada bulan syawal.
Niscaya Allah melipatgandakan pahala untukmu Nak. Siapa saja yang berpuasa
penuh saat ramadan, dilanjutkan enam hari bulan syawal, sama dengan seperti
berpuasa seumur hidup. Begitulah kesempurnaan ibadah puasa ini Nak.
Allah
menjamin pahala melimpah untuk kita. Terpenting, kita menjalaninya dengan
ikhlas dan mengharap ridha Allah SWT. Bukan mengharap perhatian dari sesama
manusia. Semoga, Abi, Umi dan kau Nak bisa melaksanakan puasa ini sepenuhnya.
Amin.
Post a Comment